SELAMAT DATANG di portal pendidikan GURUMUDA Subang. Stay disini, semoga kunjungan sahabat berkesan. @ Salam persahabatan !!!

Jumat, 30 Desember 2011

Teruntuk Anak-Anaku

 Terbentang jauh jalan kehidupan
Terhampar luas tanah harapan
Terpancar sinar masa depan
Tercium wangi bunga-bunga kejayaan


Anakku,
Ayunkan langkah-langkahmu mengejar asa dan cita-cita
Jangan menyerah walau selangkah, biarpun lelah berganti payah
Terjanglah badai hadapi rintangan


Anakku,
Terkadang batu itu terlihat indah, namun ia adalah keras
Terkadang duri tajam itu terlihat manis, sebenarnya ia berbahaya
Terkadang jalan masa depan terlihat terjal, namun teruslah kau berjalan
Karena dibalik terjal jalanan, berujung sinar kegemilangan
Terkadang jalan penuh berbatu, namun yakinlah pada saatnya
Ujung perjalanmu adalah indah


Anakku,
Jika kau lihat jalan yang lain, gemerlap indah bertabur bunga
Jika kau hampiri sebuah persimpangan hendak kau pegang kata gurumu
Sesungguhnya jalan kebaikan berbalut duri
Dan jalan keburukan berbalut taburan bunga
Janganlah engkau kelak tertipu taburan bunga yang indah itu
Yakinlah bahwa jalanan terjal itu berujung Indah yang sebenarnya

                                                                      (ditulis oleh: Pak Dens)

Senin, 26 Desember 2011

Kenaikan gaji PNS 10 persen pada 2012

Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah akan menaikkan gaji pokok dan pensiun pokok pegawai negeri sipil (PNS) rata-rata sebesar 10 persen sebagai bagian dari kebijakan belanja pegawai pada 2012 mendatang.

"Kami juga menyediakan anggaran tunjangan kinerja untuk mendukung reformasi birokrasi," ujar Menteri Keuangan Agus Martowardojo dalam jumpa pers terkait nota keuangan dan RAPBN 2012 di Jakarta, Selasa.

Dengan demikian, bagi PNS dengan golongan terendah IIa diperkirakan akan mendapat gaji pokok sebesar Rp2.647.050 dan golongan tertinggi IVe mendapat Rp5.299.600.

"Ini merupakan gaji pokok belum termasuk tunjangan beras, tunjangan umum, dan uang makan," kata Menkeu.

Dalam pemaparannya, Menkeu juga memastikan tetap memberi gaji dan pensiun ke-13, menaikkan uang makan PNS dari Rp20.000 menjadi Rp25.000 serta menaikkan uang lauk pauk bagi TNI/Polri dari Rp40.000 menjadi Rp45.000.

Pemerintah juga memastikan untuk memberikan jaminan kesehatan utama atau Jamkestama untuk Ketua, Wakil Ketua, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Badan Pemeriksa Keuangan, Komisi Yudisial, Hakim Mahkamah Konstitusi dan Hakim Agung Mahkamah Agung.

Selain itu, terkait dengan pengelolaan jumlah PNS, Menkeu mengatakan penerimaan PNS pada 2012 akan mengacu kepada prinsip zero growth.

"Pemerintah dalam penyediaan anggaran belanja pegawai juga diperuntukkan untuk pembayaran kurang bayar tunjangan profesi guru 2009-2010," kata Menkeu melanjutkan.

Belanja pegawai masih mendapatkan alokasi terbesar dalam RAPBN 2012 yaitu sebesar Rp215,7 triliun atau meningkat dibandingkan APBN Perubahan 2011 Rp182,9 triliun.

Sedangkan belanja modal untuk pengadaan infrastruktur hanya mendapatkan Rp168,1 triliun dan belanja barang Rp138,5 triliun.

Secara keseluruhan anggaran pemerintah pusat mencapai Rp 954,1 triliun atau meningkat Rp45,9 triliun dari pagu APBN Perubahan 2011 Rp908,2 triliun. 


(Sumber: Antara News)

Kamis, 15 Desember 2011

TERIMAKASIH ANDA TELAH MENGUNJUNGI HALAMAN BLOGER "GURUMUDASubang"

Assalamualaikum Wr. Wb
salam sejahtera

Add caption
WEB BLOG GURUMUDA Subang didedikasikan untuk wadah silaturahmi, komunikasi dan ajang berbagi informasi dengan segenap insan pendidikan dan para pemerhati pendidikan yang senantiasa konsen untuk kemajuan Pendidikan Bangsa Indonesia, di daerah kabupaten Subang pada khususnya.

Dengan segala kerendahan hati, saya Denden Suryadi, s.pd sebagai  penulis redaksi pada halaman Bloger GURUMUDA Subang ini sangat mengharapkan kritik, saran dan gagasan-gagasan segar dari pembaca yang budiman, demi kesempurnaan halaman blog ini, sehingga bermanfaat untuk semua pihak.

Atas segala perhatian dan silaturahminya, saya haturkan banyak terima kasih.


Salam persahabatan untuk anda semua pembaca yang budiman...

Senin, 05 Desember 2011

Daftar Guru Layak Sertifikasi 2012 Kabupaten Subang Update 1 Desember 2011

Setelah off beberapa hari dalam rangka refresh data guru versi 1 Desember 2011, Website Pusbangprodik Mulai Online lagi hari ini 5 Desember 2012.

Daftar guru layak sertifikasi untuk tahun 2012 sudah dapat diakses lagi. Tercatat di Subang guru layak sertifikasi adalah 2.537 orang untuk refresh NUPTK per 1 Desember 2011. Pada hari senin ini para guru yang sedang menunggu informasi ini sudah dapat melihatnya. bisa langsung ke web pusbangprodik.org atau bisa juga diakses melalui portal link informasi sertifikasi guru www.gurumudasubang.blogspot.com halaman blog sebelah kiri.

Selamat untuk anda yang namanya telah tercantum pada daftar nama guru layak sertifikasi. Walaupun pada periode ini harus dutempuh melalui tes seleksi terlebih dahulu. semoga anda termasuk menjadi 1800 peserta yang masuk kuota PLPG 2012.

Jumat, 02 Desember 2011

Seleksi Sertifikasi Guru Tahun 2012 Diperketat

(Tulisan ini dikutip dari WEBSITE Analysa.com) 
Kepala Bagian Umum Sekretariat Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (PSDM/PMP) Kemendiknas Drs Sam Yhon MM mengatakan, pada pelaksanaan sertifikasi guru 2012 semakin diperketat.
"Guru yang akan mengikuti proses sertifikasi pada 2012 mendatang selain harus sesuai data base yang masuk ke pusat juga harus menjalani tes tertulis untuk bisa menjadi peserta memenuhi kuota serta menggunakan Nomor Urut Pendidik Tenaga Kependidikan (NUPTK) untuk menjaringnya," ujar Sam Yhon pada Pekan Olahraga dan Seni Guru ke-3 tingkat regional di kantor Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumut Jalan Bunga Raya Sunggal Medan, Selasa (1/11).

Menurutnya, perubahan pada pelaksanaan sertifikasi 2012 mendatang sebagai upaya memenuhi guru lebih profesional sesuai dengan kompetensinya.
Diakuinya, selama ini pelaksanaan sertifikasi melalui portofolio dan pendidikan latihan profesi guru, maka pada 2012 mendatang Kemdiknas akan memberlakukan seleksi lebih ketat dengan mengadakan tes tertulis.

Menurutnya, belakangan ini pelaksanaan sertifikasi guru memang sudah diperketat dengan melakukan seleksi data yang harus sesuai dengan syarat termasuk portopolio dan PLPG. Jadi tidak heran masih ada guru yang gagal mengikuti sertifikasi pada tahun ini. "Dengan adanya perubahan dalam pelaksanaan sertifikasi pada 2012 nanti diharapkan hasilnya benar-benar maksimal," kata Sam Yhon.

NUPTK Online

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Kemendiknas, Prof Syawal Gultom, menambahkan seleksi secara administrasi dilakukan dengan mengikuti NUPTK online yang telah dibuat Kemendiknas. Sedangkan tes tertulis nantinya dilaksankan di tiap kabupaten/kota dengan soal-soal yang memenuhi standar nasional.

"Kita ingin guru-guru yang lulus sertifikasi itu yang memang sudah melewati batas kelulusan tertentu. Jadi saat ikut PLPG nanti, di akhirnya juga tetap ada tes. Kita ingin memastikan guru yang lulus sertifikasi benar-benar guru yang sudah menguasai empat kompetensi sebagai guru profesional," ujar Syawal.

Sedangkan Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Sumut Bambang Winardji mengatakan, pada perubahan program sertifikasi itu nantinya, Dinas Pendidikan kabupaten dan kota harus mengirimkan data dengan benar. "Data base yang sudah masuk ke pusat tidak boleh diubah, sebab penentuan kuota peserta sertifikasi itu berdasarkan data base," ujar Bambang.

Bambang mengaku selama ini ada operator sertifikasi guru di kabupaten dan kota di Sumut merubah data peserta yang tidak sesuai dengan data base yang telah dikirim ke pusat, sehingga ketika kuota ditentukan, namanya tidak sesuai dengan data base.

Berdasarkan evaluasi dari pusat, kata Bambang, Kabupaten Deliserdang dinilai sebagai kabupaten dan kota percontohan di Indonesia karena melakukan proses seleksi sesuai data base dan kelengkapan data terbaik.

Sementara Sekretaris sertifikasi guru dari Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan Rayon Unimed Prof Selamat Triono mengatakan menyambut baik dengan perubahan yang akan dilakukan kemdiknas pada pelaksanaan sertifikasi pada 2012 mendatang,

"Dengan seleksi yang semakin ketat itu nantinya akan memberikan peningkatan profesionalitas guru dalam melakukan proses pembelajaran kepada peserta didiknya," ungkap Slamat.

Diakuinya selama ini pada program setifikasi guru yang telah berjalan sejak 2006 lalu dirasa masih belum efektif. Pasalnya, program Kementerian Pendidikan Nasional (Depdiknas) yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan guru di Indonesia ini, ternyata banyak mengalami berbagai permasalahan dalam pelaksanaannya.

Untuk itu dengan adanya perubahan dalam pelaksanaan sertifikasi diharapkan hasilnya benar-benar terlaksana maksimal.

Senin, 28 November 2011

Pembukaan POPDA V Kabupaten Subang

Kontingen POPDA V Kec. Sukasari. Tampak di bagian depan Kepala UPTD Pendidikan Sukasari Bpk. maulana S.Pd, M.M.Pd ditemani kabag TU Pak Acu.


 Tampak hadir juga dalam kontingen, Pak Denden Suryadi, S.Pd alias gurumuda Subang, turut memeriahkan devile kontingen Kec.Sukasari.





 Rombongan Atlit pelajar dari Sukasari tampak optimis dan terus melangkah. Semoga kalian sukses meraih prestasi yang terbaik.



 Tampak dalam barisan guru-guru dan staf dari SDN Sukareja, dari kiri Pak Endang, 
Pak Supandi, A.Ma.Pd, dan Pak Ade Sukarta



 

Kamis, 24 November 2011

SERBA-SERBI

Kenangan dalam kegiatan diklat Guru Pemandu Program BERMUTU di Hotel Pesona Bambu, Lembang, Bandung.
Dalam foto dari kiri : Pak Denden Suryadi bertugas di SDN Sukareja Kec. Sukasari, S.Pd, Pak Dudung Sulaeman bertugas di SDN Anggaranu Kec. Sukasari, S.Pd, Pak Muhamad Rapi, A.Ma. bertugas di SDN Karangsari Kec. Sukasari.


Rabu, 09 November 2011

Krisis Kejujuran Dan Nasib Guru


Oleh: Agus Wibowo*


Apa julukan yang pantas bagi bangsa ini, jika para guru dengan kepolosan dan kejujurannya dizalimi dan diberhentikan secara sepihak ?
Pertanyaan yang mesti kita renungkan, terkait, nasib tragis mendera beberapa guru yang tergabung dalam Komunitas Air Mata Guru (KAMG) belum lama ini. Atas jasanya membongkar kebocoran Ujian Nasional (UN) 2007, anggota KAMG bukannya mendapatkan ucapan terima kasih, tetapi justru sebaliknya. Sebanyak 18 pengawas, 17 guru, dan seorang kepala sekolah sebagai anggota KAMG diminta mengundurkan diri.
Rupanya, dalih peningkatan mutu pendidikan dengan cara standarisasi nilai UAN, memaksa semua pihak menghalalkan segala macam cara demi mencapai standar tersebut. Al hasil, kejujuran bak sampah tak berharga dicampakkan begitu saja dari praktik pendidikan. Sehingga tak heran jika para guru yang tetap konsisten pada kode etik dan membela nilai-nilai kebenaran, dianggap penghianat yang mesti disingkirkan.
Bangsa ini merasa amat malu ketika mutu sumber daya manusianya (SDM), kalah dibandingkan negara-negara tetangga. Tetap, tidak malu dengan budaya ketidak jujuran yang menempatkannya menjadi bangsa “terkorup” nomor satu di dunia.
Ketidakjujuran menjelma dalam pelaksanaan profesi, tugas, atau pekerjaan yang penuh kelicikan dan kemunafikan hingga merebakkan ketidakadilan. Seperti yang dilakukan sebagian hakim, pengacara, jaksa, dan polisi yang menabiri ketidakbenaran dengan pasal-pasal undang-undang.
Dalam panggung kaca (baca; televisi), ketidakjujuran menjelma lewat lakon-lakon sinetron yang hiperreal dan membius khazanah mental publik dalam mimpi yang jauh dari bopeng-bopeng kenyataan hidup riil manusia sehari-hari (Limas Sutanto, 2002). Yah, ketidakjujuran perekaan "kebenaran" secara sepihak lewat pemanfaatan kekuatan publikasi media massa
Sementara ketidaktaatan (inkonsistensi) sikap serta perilaku, ditampilkan para anggota DPR yang dulu getol menyelidiki dugaan penyelewengan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), namun kini terdiam ketika menghadapi dugaan korupsi Rohman Dauri atau kasus suap pada Amin Rais yang menyeret para mantan calon presiden lainnya pada pilpres 2004.
Ketidakberdayaan Guru
Tak ada yang membantah, guru orang yang paling berjasa dalam kehidupan. Laksana pelita di tengah gelapnya tirai kebodohan. Dengan ketulusan, kejernihan hati dan kedalaman ilmunya, mengajar semua anak bangsa tanpa pandang bulu, mengeja makna kehidupan. Tak ada balas budi, penghargaan serta lencana tersemat di baju, selain sebutan pahlawan tanpa tanda jasa, yang meminjam istilah Winarno Surakhmad (2007); ” harus hidup sebulan dengan gaji sehari.”
Guru lebih sering menjadi korban kebijakan pemerintah yang asal-asalan dalam pendidikan. Kita masih ingat, pergantian kurikulum; kurikulum tahun 1994 menjadi kurikulum berbasis kompetensi (KBK), kemudian diganti lagi menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), menyisakan persoalan pelik bagi kehidupan guru.
Belum selesai gaung KTSP, guru dikejutkan kembali dengan program sertifikasi guru. Sertifikasi sejatinya tak lebih bahasa halus pemerintah memberhentikan guru yang berpendidikan rendah (non-sarjana) dari profesinya. Hingga, di tengah kesibukannya mendidik siswa, guru masih harus belajar agar bisa lulus ujuan sertifikasi, demi nasib hidup anak, istri dan keluarganya. Sungguh beban yang amat sangat berat.
Kebijakan pemberlakuan KTSP, sejatinya tidak meechig dengan standarisasi UAN. Semangat dan ruh KTSP, lebih menekankan kemandirian pada tiap-tiap satuan pendidikan, dengan asas kemandirian dan desentralisasi pendidikan. Sementara standarisasi UAN lebih bersifat sentralistik, berakumulasi pada kemampuan rata-rata dan meniadakan spesifikasi satuan-satuan pendidikan. Jika KTSP dilaksanakan, maka otomatis UAN tidak dilaksanakan. Evaluasi diserahkan kepada sekolah masing-masing, karena merekalah yang mengetahui sejauh mana kemampuan yang dimiliki.
Tetapi lantaran pemerintah tetap jumawah memberlakukan UAN, konsekuensinya guru juga yang menderita. Bagaimana tidak ? Di satu sisi guru mesti menerapkan KTSP sesuai dengan karakteristik institusi pendidikannya, tetapi di sisi lain mesti mencapai target standar UAN. Jika guru gagal menghantarkan anak didiknya mencapai nilai standar, citranya sebagai pendidik dianggap gagal, mendapat omelan dari atasan dan mesti diganti. Dalam ketidakberdayaan inilah, beberapa oknum guru melakukan tindakan tidak terpuji, tidak jujur membantu siswa mengerjakan, atau membocorkan soal UAN.
Kasus pemberhentian beberap anggota KMAG, sejatinya berlawanan dengan UU No 14/2005 tentang Guru dan Dosen. Di sana telah nyata tentang perlindungan terhadap guru. Perlindungan itu mencakup perlindungan hukum, profesi, dan keselamatan kerja. Apalagi, guru tidak melakukan kesalahan yang bertentangan dengan undang-undang, justru dalam pihak yang benar.
Silang-sengkarut standarisasi UAN perlu dimaknai secara lebih arif. Kegagalan UAN bukan berarti “kiamat pendidikan.” Karena, sejatinya pendidikan buka hanya mencetak intelektualitas saja, tetapi pendidikan juga membentuk serta menginternalisasikan nilai (Suyanto, 2007). Nilai-nilai moralitas yang menuntun peserta didiknya santun dalam bertindak, cerdas dalam berpikir, jujur dalam perkataan dan perbuatan, serta memiliki nilai-nilai transendental (agamis).
Meminjam teori pemaknaan Wittgenstein dalam bukunya Tractatus Logico-Philosophicus, kita perlu mengutamakan pola pendidikan mana yang lebih bermakna dan mana yang tidak. Pendidikan berbasis intelektual (standarisasi UAN) hanya bersifat parsial, sementar yang kita butuhkan lebih jauh lagi. Dalam proses ini, pendekatan yang holistik-praktis seharusnya menjadi titik tolak bersama. Dengan model pendidikan seperti ini, pribadi yang utuh dan berkembang dapat lahir dari model pendidikan kita.
Selain itu, pendidikan perlu dikelola dengan cinta dan kejujuran lantaran ia merupakan ungkapan cinta. Pendidikan bukan sesuatu yang perlu dipolitisasi, karena jika dipolitisasi, maka pertimbangannya pun bersifat politis. Maka, kurikulum dan juga UN tidak sekadar dilihat sebagai proyek. Bukan pula yang mesti dicapai dengan cara-cara tercela.
Pemberhentian beberapa guru dalam pembeberan kecurangan UAN, tidak perlu terulang kembali. Sudah saatnya bangsa ini menempatkan guru pada posisi terhormat lantaran budi baik dan jasanya bagi anak bangsa. Kehidupan guru yang selalu dalam ranah keprihatinan, perlu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah. Mestinya, gaji guru setara atau bahkan lebih tinggi dari gaji DPR, dengan tugas pertimbangan tugas guru lebih berat daripada DPR. Tetapi, guru selalu ikhlas menyumbangkan ilmu dan tenaganya, sementara DPR memperjuangkan nasib bangsa lantaran mendapat gaji dan tunjangan yang luar biasa. Bayangkan seandainya tugas DPR seberat guru, tetapi gajinya sekecil guru juga. Tentu DPR bakal “meng-interplasi-nya.” Tanya kenapa ?

Selasa, 08 November 2011

Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan

s
oleh A. Tarmizi Ramadhan
Mengawali tulisan ini, saya ingin memberikan beberapa pemikiran dalam rangka upaya untuk mengembangkan mutu pendidikan melalui proses pembelajaran. Pokok-pokok pikiran ini merupakan bagian dari visi dan misi sekolah.
Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan perkembangan yang berkualitas, sebab dengan pendidikan manusia dapat mewujudkan semua potensi dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat. Dalam rangka mewujudkan potensi diri menjadi multiple kompetensi harus melewati proses pendidikan yang diimplementasikan dalam proses pembelajaran.
Berlangsungnya proses pembelajaran tidak terlepas dengan lingkungan sekitar. Sesungguhnya pembelajaran tidak terbatas pada empat dinding kelas. Pembelajaran dengan pendekatan lingkungan menghapus kejenuhan dan menciptakan peserta didik yang cinta lingkungan.
Berdasarkan teori belajar, melalui pendekatan lingkungan pembelajaran menjadi bermakna. Sikap verbalisme siswa terhadap penguasaan konsep dapat diminimalkan dan pemahaman siswa akan membekas dalam ingatannya.
Buah dari proses pendidikan dan pembelajaran akhirnya akan bermuara pada lingkungan. Manfaat keberhasilan pembelajaran akan terasa manakala apa yang diperoleh dari pembelajaran dapat diaplikasikan dan diimplementasikan dalam realitas kehidupan. Inilah salah satu sisi positif yang melatarbelakangi pembelajaran dengan pendekatan lingkungan.
Model pembelajaran dengan pendekatan lingkungan, bukan merupakan pendekatan pembelajaran yang baru, melainkan sudah dikenal dan populer, hanya saja sering terlupakan. Adapun yang dimaksud dengan pendekatan lingkungan adalah suatu strategi pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sebagai sasaran belajar, sumber belajar, dan sarana belajar. Hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk memecahkan masalah lingkungan dan untuk menanamkan sikap cinta lingkungan (Karli dan Yuliaritiningsih, 2002).
Pembelajaran dengan pendekatan lingkungan sangat efektif diterapkan di sekolah dasar. Hal ini relevan dengan tingkat perkembangan intelektual usia sekolah dasar (7-11 tahun) berada pada tahap operasional konkret (Piaget, dalam Wilis:154). Hal senada dikatakan Margaretha S.Y., (2002) bahwa kecenderungan siswa sekolah dasar yang senang bermain dan bergerak menyebabkan anak-anak lebih menyukai belajar lewat eksplorasi dan penyelidikan di luar ruang kelas.
Konsep-konsep sains dan lingkungan sekitar siswa dapat dengan mudah dikuasai siswa melalui pengamatan pada situasi yang konkret. Dampak positif dari diterapkannya pendekatan lingkungan yaitu siswa dapat terpacu sikap rasa keingintahuannya tentang sesuatu yang ada di lingkungannya. Seandainya kita renungi empat pilar pendidikan yakni learning to know (belajar untuk mengetahui), learning to be (belajar untuk menjadi jati dirinya), learning to do (Belajar untuk mengerjakan sesuatu) dan learning to life together (belajar untuk bekerja sama) dapat dilaksanakan melalui pembelajaran dengan pendekatan lingkungan yang dikemas sedemikian rupa oleh guru.
Penulis terilhami menuangkan tulisan ini dengan maksud untuk dikembangkan menjadi visi misi sekolah sebagai prioritas untuk meningkatkan mutu pendidikan. Mudah-mudahan tulisan singkat ini dapat menjadi bahan masukan bagi para guru untuk menengok lingkungan sekitar yang penuh arti sebagai sumber belajar dan informasi yang mendukung tercapainya tujuan pembelajaran secara efektif. Model pendekatan ini pun relevan dengan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM), sehingga pada gilirannya dapat mencetak siswa yang cerdas dan cinta lingkungan.
Siswa boleh saja berpikir secara global, tetapi mereka harus bertindak secara lokal. Artinya, setiap orang/siswa perlu belajar apa pun, bahkan mencari hikmah dari berbagai macam pengalaman bangsa-bangsa lain di seluruh dunia, namun pengetahuan tentang pengalaman bangsa-bangsa lain tersebut dijadikan sebagai pembelajaran dalam tindakan di lingkungan secara lokal. Dengan cara kerja seperti itu, kita tidak perlu melakukan trial and error yang berkepanjangan, melainkan kita belajar dari kesalahan-kesalahan orang lain, sementara kita sekadar meneruskan kerja dari paradigma yang benar.
Bekerja dan belajar yang berbasis lingkungan sekitar memberikan nilai lebih, baik bagi si pembelajar itu sendiri maupun bagi lingkungan sekitar. Katakanlah belajar ilmu sosial atau belajar ekonomi, maka lingkungan sosial dan ekonomi sekitar dapat menjadi laboratorium alam. Pembelajaran ini dapat dilakukan sembari melakukan pemberdayaan (empowering) terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat, sementara si pembelajar dapat melakukan proses pembelajaran dengan lebih baik dan efisien. Mohamad Yunus, penerima Nobel asal Bangladesh adalah orang yang banyak belajar berbasis lingkungan untuk mengembangkan ekonomi. Dengan mendirikan Grameen Bank, dia belajar sekaligus memberdayakan masyarakat sekitar.
Dasar Pemikiran
Pembelajaran dilandasi strategi yang berprinsip pada:
1. Berpusat pada peserta didik
2. Mengembangkan kreativitas peserta didik
3. Suasana yang menarik, menyenangkan, dan bermakna
4. Prinsip pembelajaran aktif, Inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM)
5. Mengembangkan beragam kemampuan yang bermuatan nilai dan makna
6. Belajar melalui berbuat, peserta didik aktif berbuat
7. Menekankan pada penggalian, penemuan, dan penciptaan
8. Pembelajaran dalam situasi nyata dan konteks sebenarnya
9. Menggunakan pembelajaran tuntas di sekolah
Pengertian PAIKEM
PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan.
Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model pembelajaran yang menyenangkan. Learning is fun merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas, perasaan tertekan dengan tenggat waktu tugas, kemungkinan kegagalan, keterbatasan pilihan, dan tentu saja rasa bosan.
Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan cara diantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya mengukur daya kemampuan serap ilmu masing-masing orang. Contohnya saja sebagian orang ada yang berkemampuan dalam menyerap ilmu dengan menggunakan visual atau mengandalkan kemampuan penglihatan, auditory atau kemampuan mendengar, dan kinestetik. Dan hal tersebut harus disesuaikan pula dengan upaya penyeimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan yang akan mengakibatkan proses renovasi mental, diantaranya membangun rasa percaya diri siswa.
Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya (“time on task”) tinggi.
Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.
Penerapan PAIKEM dalam Proses Pembelajaran
Secara garis besar, PAIKEM dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’
4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
PAIKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama KBM. Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut. Berikut adalah tabel beberapa contoh kegiatan KBM dan kemampuan guru yang besesuaian.
Kemampuan Guru
Kegiatan Belajar Mengajar
Guru merancang dan mengelola KBM yang mendorong siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran
Guru melaksanakan KBM dalam kegiatan yang beragam, misalnya:
  • Percobaan
  • Diskusi kelompok
  • Memecahkan masalah
  • Mencari informasi
  • Menulis laporan/cerita/puisi
  • Berkunjung keluar kelas
Guru menggunakan alat bantu dan sumber yang beragam.
Sesuai mata pelajaran, guru menggunakan, misalnya:
  • Alat yang tersedia atau yang dibuat sendiri
  • Gambar
  • Studi kasus
  • Nara sumber
Lingkungan
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan
Siswa:
  • Melakukan percobaan, pengamatan, atau wawancara
  • Mengumpulkan data/jawaban dan mengolahnya sendiri
  • Menarik kesimpulan
  • Memecahkan masalah, mencari rumus sendiri.
  • Menulis laporan hasil karya lain dengan kata-kata sendiri.
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasannya sendiri secara lisan atau tulisan
Melalui:
  • Diskusi
  • Lebih banyak pertanyaan terbuka
  • Hasil karya yang merupakan anak sendiri
Guru menyesuaikan bahan dan kegiatan belajar dengan kemampuan siswa
· Siswa dikelompokkan sesuai dengan kemampuan (untuk kegiatan tertentu)
· Bahan pelajaran disesuaikan dengan kemampuan kelompok tersebut.
· Siswa diberi tugas perbaikan atau pengayaan.
Guru mengaitkan KBM dengan pengalaman siswa sehari-hari.
· Siswa menceritakan atau memanfaatkan pengalamannya sendiri.
· Siswa menerapkan hal yang dipelajari dalam kegiatan sehari-hari
Menilai KBM dan kemajuan belajar siswa secara terus-menerus
· Guru memantau kerja siswa.
· Guru memberikan umpan balik.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengembangan visi dan misi di atas maka dapat penulis simpulkan bahwa pembelajaran PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan) salah satu metode pembelajaran berbasis lingkungan. Metode ini mampu melibatkan siswa secara langsung dengan berbagai pengenalan terhadap lingkungan. Dengan demikian selama dalam proses pembelajaran akan mengajak siswa lebih aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Bafadal, Ibrahim. 2003. Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar: dari Sentralisasi menuju Desentralisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Umaedi (1999) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Directorate Jenderal Pendidikan Dasar dan Menegah, Directorate Pendidikan Menengah Umum. Indonesia, Jakarta.