SELAMAT DATANG di portal pendidikan GURUMUDA Subang. Stay disini, semoga kunjungan sahabat berkesan. @ Salam persahabatan !!!

Jumat, 02 Maret 2012

Kata Kerja Operasional (KKO) Sesuai Taksonomi Bloom

Tabel 1 : Kata Kerja Ranah Kognitif
Pengetahuan
C1
Pemahaman
C2
Penerapan
C3
Analisis
C4
Sintesis
C5
Penilaian
C6
MengutipMenyebutkan Menjelaskan
Menggambar
Membilang
Mengidentifikasi
Mendaftar
Menunjukkan
Memberi label
Memberi indeks
Memasangkan
Menamai
Menandai
Membaca
Menyadari
Menghafal
Meniru
Mencatat
Mengulang
Mereproduksi
Meninjau
Memilih
Menyatakan
Mempelajari
Mentabulasi
Memberi kode
Menelusuri
Menulis
MemperkirakanMenjelaskan Mengkategorikan
Mencirikan
Merinci
Mengasosiasikan
Membandingkan
Menghitung
Mengkontraskan
Mengubah
Mempertahankan
Menguraikan
Menjalin
Membedakan
Mendiskusikan
Menggali
Mencontohkan
Menerangkan
Mengemukakan
Mempolakan
Memperluas
Menyimpulkan
Meramalkan
Merangkum
Menjabarkan
MenugaskanMengurutkan Menentukan
Menerapkan
Menyesuaikan
Mengkalkulasi
Memodifikasi
Mengklasifikasi
Menghitung
Membangun
Membiasakan
Mencegah
Menentukan
Menggambarkan
Menggunakan
Menilai
Melatih
Menggali
Mengemukakan
Mengadaptasi
Menyelidiki
Mengoperasikan
Mempersoalkan
Mengkonsepkan
Melaksanakan
Meramalkan
Memproduksi
Memproses
Mengaitkan
Menyusun
Mensimulasikan
Memecahkan
Melakukan
Mentabulasi
Memproses
Meramalkan
MenganalisisMengaudit Memecahkan
Menegaskan
Mendeteksi
Mendiagnosis
Menyeleksi
Merinci
Menominasikan
Mendiagramkan
Megkorelasikan
Merasionalkan
Menguji
Mencerahkan
Menjelajah
Membagankan
Menyimpulkan
Menemukan
Menelaah
Memaksimalkan
Memerintahkan
Mengedit
Mengaitkan
Memilih
Mengukur
Melatih
Mentransfer
MengabstraksiMengatur Menganimasi
Mengumpulkan
Mengkategorikan
Mengkode
Mengombinasikan
Menyusun
Mengarang
Membangun
Menanggulangi
Menghubungkan
Menciptakan
Mengkreasikan
Mengoreksi
Merancang
Merencanakan
Mendikte
Meningkatkan
Memperjelas
Memfasilitasi
Membentuk
Merumuskan
Menggeneralisasi
Menggabungkan
Memadukan
Membatas
Mereparasi
Menampilkan
Menyiapkan Memproduksi
Merangkum
Merekonstruksi
MembandingkanMenyimpulkan Menilai
Mengarahkan
Mengkritik
Menimbang
Memutuskan
Memisahkan
Memprediksi
Memperjelas
Menugaskan
Menafsirkan
Mempertahankan
Memerinci
Mengukur
Merangkum
Membuktikan
Memvalidasi
Mengetes
Mendukung
Memilih
Memproyeksikan


Tabel 2. Kata Kerja Ranah Afektif
Menerima
A1
Menanggapi
A2
Menilai
A3
Mengelola
A4
Menghayati
A5
MemilihMempertanyakan Mengikuti
Memberi
Menganut
Mematuhi
Meminati
MenjawabMembantu Mengajukan
Mengompromikan
Menyenangi
Menyambut
Mendukung
Menyetujui
Menampilkan
Melaporkan
Memilih
Mengatakan
Memilah
Menolak
MengasumsikanMeyakini Melengkapi
Meyakinkan
Memperjelas
Memprakarsai
Mengimani
Mengundang
Menggabungkan
Mengusulkan
Menekankan
Menyumbang
MenganutMengubah Menata
Mengklasifikasikan
Mengombinasikan
Mempertahankan
Membangun
Membentuk pendapat
Memadukan
Mengelola
Menegosiasi
Merembuk
Mengubah perilakuBerakhlak mulia Mempengaruhi
Mendengarkan
Mengkualifikasi
Melayani
Menunjukkan
Membuktikan
Memecahkan

Tabel 3. Kata Kerja Ranah Psikomotorik
Menirukan
P1
Memanipulasi
P2
Pengalamiahan
P3
Artikulasi
P4
MengaktifkanMenyesuaikan Menggabungkan
Melamar
Mengatur
Mengumpulkan
Menimbang
Memperkecil
Membangun
Mengubah
Membersihkan
Memposisikan
Mengonstruksi
MengoreksiMendemonstrasikan Merancang
Memilah
Melatih
Memperbaiki
Mengidentifikasikan
Mengisi
Menempatkan
Membuat
Memanipulasi
Mereparasi
Mencampur
MengalihkanMenggantikan Memutar
Mengirim
Memindahkan
Mendorong
Menarik
Memproduksi
Mencampur
Mengoperasikan
Mengemas
Membungkus
MengalihkanMempertajam Membentuk
Memadankan
Menggunakan
Memulai
Menyetir
Menjeniskan
Menempel
Menseketsa
Melonggarkan
Menimbang

Tabel 4. Tingkat Kompetensi Kata Kerja Operasional

No
Klasifikasi Tingkat Kompetensi Kata Kerja Operasional yang Digunakan
1
Berhubungan dengan mencari keterangan (dealing with retrieval 1. Mendeskripsikan (describe)2. Menyebutkan kembali (recall) 3. Melengkapi (complete)
4. Mendaftar (list)
5. Mendefinisikan (define)
6. Menghitung (count)
7. Mengidentifikasi (identify)
8. Menceritakan (recite)
9. Menamai (name)
2
Memproses (processing)  1. Mensintesis (synthesize)2. Mengelompokkan (group) 3. Menjelaskan (explain)
4. Mengorganisasikan (organize)
5. Meneliti/melakukan eksperimen (experiment)
6. Menganalogikan (make analogies)
7. Mengurutkan (sequence)
8. Mengkategorikan (categorize)
9. Menganalisis (analyze)
10. Membandingkan (compare)
11. Mengklasifikasi (classify)
12. Menghubungkan (relate)
13. Membedakan (distinguish)
Mengungkapkan sebab (state causality)
3
Menerapkan dan mengevaluasi  1. Menerapkan suatu prinsip (applying a principle)2. Membuat model (model building) 3. Mengevaluasi (evaluating)
4. Merencanakan (planning)
5. Memperhitungkan/meramalkan kemungkinan (extrapolating)
6. Memprediksi (predicting)
7. Menduga/Mengemukakan pendapat/ mengambil kesimpulan (inferring)
8. Meramalkan kejadian alam/sesuatu (forecasting)
9. Menggeneralisasikan (generalizing)
10. Mempertimbangkan /memikirkan kemungkinan-kemungkinan (speculating)
11. Membayangkan /mengkhayalkan/ mengimajinasikan (Imagining)
12. Merancang (designing)
13. Menciptakan (creating)
14. Menduga/membuat dugaan/ kesimpulan awal (hypothezing)

Senin, 23 Januari 2012

Xenia Maut Ternyata Digas Hampir 100 Km/Jam

Semula dalam keterangannya kepada penyidik, Afriyani mengaku rem mobil blong.

Umi Kalsum, Dwifantya Aquina
VIVAnews - Sebanyak sembilan nyawa melayang dalam insiden Xenia maut di Jalan Ridwan Rais, Jakarta Pusat, Minggu 22 Januari 2012, kemarin. Sementara belasan orang lainnya terluka setelah mobil yang dikemudikan Afriyani Susanti (29), warga Tanjung Priok tiba-tiba menghantam sejumlah orang yang sedang berjalan di trotoar dan halte bus depan Tugu Tani.

Saksi mata mengungkapkan, sebelum menghantam para korbannya, Xenia maut meluncur kencang tanpa kendali, bahkan sempat oleng. Kecepatan mobil tidak berkurang setelah belasan korbannya bergelimpangan.
Mobil baru berhenti setelah menabrak sekelompok orang lagi hingga mental dan masuk ke halaman kantor Kementerian Perdagangan..

Semula dalam keterangannya kepada penyidik, Afriyani mengaku rem mobil blong. Saat itu kecepatannya 70 km/jam, melampaui batas maksimal 60 km/jam. Namun keterangan baru yang diperoleh penyidik dari wanita bertubuh subur yang kini ditetapkan sebagai tersangka itu, kecepatan mobil yang dikemudikannya ternyata lebih dari 70 km/jam.

"Tersangka mengakui kecepatan hampir 100 kilometer per jam. Dia pun bukan baru bisa menyetir, tapi dia mengaku sudah bisa menyetir mobil sejak SMA," ungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto di kantor Unit Laka Lantas Polda Metro Jaya, Pancoran, Jakarta Selatan, Minggu malam.

Tersangka Afriyani Susanti, 29 tahun, terancam hukuman penjara maksimal enam tahun dan denda Rp12 juta. Peristiwa kecelakaan maut tersebut melanggar UU Nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, Pasal 283, Pasal 287 ayat 5, Pasal 288 ayat 1 dan 2, Pasal 310 ayat 1, 2, 3 dan 4.

Dia terbukti berkendara tanpa membawa STNK, tak memiliki SIM, merusak fasilitas umum dan menghilangkan nyawa atas kecelakaan itu. Sebanyak sembilan orang telah meninggal dunia, 13 lainnya terluka, satu orang di antaranya dalam kondisi kritis di RSPAD Gatot Soebroto.


Sumber: VIVAnews

Jumat, 13 Januari 2012

ADA PIRAMIDA DI GARUT

Wah, Benarkah Ada Piramida di Garut?



 Tiga gunung di kawasan Kabupaten Garut, Jawa Barat dinyatakan sebagai area penelitian oleh tim ahli geologi dan antropologi dari Staf Khusus Presiden bidang bantuan sosial dan bencana alam karena terdapat peninggalan bersejarah yang terkubur. Menurut Kepala Bidang Kebudayaan, Disbudpar Kabupaten Garut Warjita, Minggu (11/12) ketiga gunung tersebut adalah Sadahurip, Haruman, dan Kaledong.

Gunung Sadahurip berada di Desa Sukahurip, Kecamatan Pangatikan. Dalam penelitian sebelumnya di Gunung Sadahurip diduga terdapat bangunan piramida seperti di Mesir. Demikian pula di Gunung Haruman dan Kaledong yang terletak di Kecamatan Kadungora.

Tentang status ketiga gunung tersebut dinyatakan secara resmi sesuai surat staf ahli kepresidenan kepada Bupati Garut tertanggal 29 November 2011. Namun hingga kini belum ada tim penelitian lebih lanjut seperti penelitian pertama 2008 silam. Belum adanya aktivitas penelitian dari tim ahli kepresidenan tersebut, menurut Warjita karena menunggu hasil data sejarah tiga gunung tersebut dari Pemkab Garut.

(Vincen Hakim)
Sumber: Liputan6.com

PRODUK BARU PESAWAT TERBANG KARYA PT. DIRGANTARA INDONESIA

2014, Prototype N-219 Diluncurkan

2014, Prototype N-219 Diluncurkan
PT Dirgantara Indonesia saat ini sedang mengembangkan pesawat N-219. Diprediksi, sebanyak 15 pesawat prototype N-219 sudah dapat diluncurkan pada 2014.  
 
INILAH.COM, Bandung - PT Dirgantara Indonesia saat ini sedang mengembangkan pesawat N-219. Diprediksi, sebanyak 15 pesawat prototype N-219 sudah dapat diluncurkan pada 2014.

Direktur Teknologi & Pengembangan PT DI Andi Alisjahbana mengatakan, pengembangan pesawat ini didukung Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perhubungan. "Untuk membangun satu pesawat prototype ini membutuhkan US$4 juta jadi kalau lima belas pesawat langsung US$60 juta," ujar Andi di sela-sela kunjungan Menteri BUMN Dahlan Iskan di PT DI, Jalan Pajajaran 154 Kota Bandung, Kamis (12/1/2012).

Meski dengan segala keunggulan N-219, pihaknya belum mendapatkan maskapai penerbangan perintis yang mau mengoperasikan pesawat ini. "Saat ini, kita masih belum mendapatkan maskapai yang akan menggunakan N-219, PT DI bukan operator pesawat," pungkasnya.

Seperti diketahui, N-219 adalah pesawat generasi baru yang dirancang PT DI untuk menjangkau daerah-daerah terpencil. Pesawat ini menggabungkan teknologi sistem pesawat yang paling modern dan canggih terutama di bagian logam konstruksi logam pesawat terbang.

N-219 memiliki volume kabin terbesar di kelasnya. Selain itu, pesawat berkecepatan maksimum 398km/jam ini mempunyai pintu fleksibel bagi penumpang dan kargo. Pesawat berkapasitas 19 penumpang ini merupakan pengembangan dari NC-212.

(Dadi Haryadi)

Sumber: Inilah.com

Senin, 09 Januari 2012

KI HAJAR DEWANTARA

Ki Hajar Dewantara bernama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat. Beliau salah satu perintis dunia pendidikan di Indonesia, juga perintis dunia jurnalistik Indonesia, aktivis Organisasi Insulinde, Boedi Oetomo, Indische Partij, politisi dan pendiri Taman Siswa. Jasanya begitu besar dalam mencerahkan cara berfikir bangsa Indonesia. Beliau dianugrahi sebagai pahlawan nasional, bapak pendidikan Indonesia sekaligus mendapat gelar doktor honoriscausa dari universitas Gadjah Mada. Hari lahir beliau ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional (Surat Keputusan Presiden RI no. 305 tahun 1959, tanggal 28 November 1959). Semboyan beliau tutwuri handayani sampai saat ini menjadi slogan kementrian pendidikan nasional.

Biografi Singkat
Ki Hajar Dewantara lahir di Yogyakarta, 2 Mei 1889  dan  meninggal di Yogyakarta, 26 April 1959 pada umur 69 tahun. Soewardi berasal dari lingkungan keluarga Keraton Yogyakarta. Ia menamatkan pendidikan dasar di ELS (Sekolah Dasar Eropa/Belanda). Kemudian sempat melanjut ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera), tapi tidak sampai tamat karena sakit. Kemudian ia bekerja sebagai penulis dan wartawan di beberapa surat kabar, antara lain, Sediotomo, Midden Java, De Expres, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara. Pada masanya, ia tergolong penulis handal. Tulisan-tulisannya komunikatif dan tajam dengan semangat antikolonial.

Aktivitas dalam organisasi dan kiprah perjuangan
Aktivitas Organisasi
Kiprah Perjuangan
Boedi Utomo Insulinde, Indische Partij,
Aktif di menyosialisasikan dan menggugah kesadaran masyarakat Indonesia (terutama Jawa) mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara. Dan membidani kongres pertama Budi Oetomo di Yogyakarta.
Surat kabar De Expres
Ia menulis Artikel berjudul "Een voor Allen maar Ook Allen voor Een" atau "Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga". dan "Seandainya Aku Seorang Belanda" ("Als ik eens Nederlander was"), dimuat dalam surat kabar De Expres pimpinan DD, tahun 1913. Isi artikel ini adalah kritik tajam terhadap pemerintah kolonial
Akibat tulisanny ia ditangkap atas persetujuan Gubernur Jenderal Idenburg dan akan diasingkan ke Pulau Bangka (atas permintaan sendiri). Namun demikian kedua rekannya, DD dan Tjipto Mangoenkoesoemo, memprotes dan akhirnya mereka bertiga diasingkan ke Belanda (1913). Ketiga tokoh ini dikenal sebagai "Tiga Serangkai". Soewardi kala itu baru berusia 24 tahun.
Indische Vereeniging
Dalam pengasingan di Belanda, Soewardi aktif dalam organisasi para pelajar asal Indonesia. Di sinilah ia kemudian merintis cita-citanya memajukan kaum pribumi dengan belajar ilmu pendidikan hingga memperoleh Europeesche Akte, suatu ijazah pendidikan yang bergengsi yang kelak menjadi pijakan dalam mendirikan lembaga pendidikan yang didirikannya. Dalam studinya ini Soewardi terpikat pada ide-ide sejumlah tokoh pendidikan Barat, seperti Froebel dan Montessori, serta pergerakan pendidikan India, Santiniketan, oleh keluarga Tagore. Pengaruh-pengaruh inilah yang mendasarinya dalam mengembangkan sistem pendidikannya sendiri.
Taman Siswa
Soewardi kembali ke Indonesia pada bulan September 1919. Segera kemudian ia bergabung dalam sekolah binaan saudaranya. Pengalaman mengajar ini kemudian digunakannya untuk mengembangkan konsep mengajar bagi sekolah yang ia dirikan pada tanggal 3 Juli 1922: Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa atau Perguruan Nasional Tamansiswa. Saat ia genap berusia 40 tahun menurut hitungan penanggalan Jawa, ia mengganti namanya menjadi Ki Hadjar Dewantara. Ia tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan di depan namanya. Hal ini dimaksudkan supaya ia dapat bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun jiwa.
Semboyan dalam sistem pendidikan yang dipakainya kini sangat dikenal di kalangan pendidikan Indonesia. Secara utuh, semboyan itu dalam bahasa Jawa berbunyi ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. ("di depan menjadi teladan, di tengah membangun semangat, dari belakang mendukung"). Semboyan ini masih tetap dipakai dalam dunia pendidikan rakyat Indonesia, terlebih di sekolah-sekolah Perguruan Tamansiswa.
Menjadi Menteri Pengajaran Pertama
Dalam kabinet pertama Republik Indonesia, Ki Hajar Dewantara diangkat menjadi Menteri Pengajaran Indonesia




Sumber: Biografi Tokoh Dunia.com